Assalamualaikum…
Kali ini
saya akan menshare ilmu tentang keperawatan khususnya tentang mobilisai pasien.
Etss… apa sih itu mobilisasi
DEFINISI
Mobilisasi adalah kemampuan seseorang
untuk bergerak secara bebas, mudah, dan teratur, dengan tujuan meningkatkan
rasa nyaman pada klien sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi.
TUJUAN
1. Meningkatkan rasa nyaman klien
2. Mengurangi
komplikasi akibat imobilisasi
3. Membantu
mengatasi masalah pada diri klien
4. Memenuhi
kebutuhan pada klien
5. Membantu
proses penyembuhan pada klien
JENIS – JENIS MOBILISASI
1. Posisi
fowler
2. Posisi
sim’s
3. Posisi
trandelenburg
4. Posisi
dorsal recumbent
5. Posisi
lithotomi
6. Posisi
supinasi
7. Posisi
pronasi
8. Posisi
lateral
9. Posisi
genu pectoral
10. Posisi
othopenic
JENIS
– JENIS MOBILISASI PASIEN
A. Posisi Fowler
![]() |
Definisi :
Posisi fowler adalah posisi setengah
duduk atau duduk dimana pada bagian kepala tempat tidur lebih tinggi atau
dinaikkan.
Tujuan :
a. Membantu
mengatasi masalah pernafasan atau kardiovaskular
b. Meningkatkan
rasa nyaman
c. Mengurangi
komplikasi akibat imobilisasi
Indikasi :
a. Membantu
mengatasi masalah klien yang mengalami gangguan pernafasan
b.
Pada klien yang mengalami imobilisasi
Persiapan alat :
1. Tempat
tidur
2. Bantal
kecil
3. Gulungan
handuk
4. Footboard
( papan kaki )
5. Sarung
tangan jika perlu
Prosedur pelaksanaan :
1. Cuci
tangan dan kenakkan sarung tangan
2. Minta
klien untuk menekuk lutut sebelum kepala dinaikkan
3. Tinggikan
kepala tempat tidur sebesar 60 – 90 derajat sesuai kebutuhan
4. Letakkan
bantal kecil di bawah punggung klien jika ada celah
5. Letakkan
bantal kecil di bawah kepala klien
6. Letakkan
trochanter roll atau gulungan handuk di sisi masing – masing paha
7. Topang
telapak kaki klien menggunakan papan kaki
B. Posisi Sim’s
![]() |
Definisi :
Posisi
sim’s adalah posisi miring kanan atau kiri pada klien.
Tujuan :
a.
Mencegah decubitus
b.
Untuk mempermudah pemeriksaan pada area
perianal
c.
Untuk tindakan pemberian enema
Indikasi :
a.
Klien yang tidak sadarkan diri
b.
Untuk tidur pada wanita hamil
Persiapan
alat :
1. Tempat
tidur
2. Bantal
kecil
3. Gulungan
handuk
4. Footboard
( papan kaki )
5. Sarung
tangan jika perlu
Prosedur pelaksanaan :
1.
Cuci tangan dan menggunakan sarung
tangan jika perlu
2.
Baringkan klien telentang mendatar
diatas tempat tidur
3.
Gulungkan klien hingga pada posisi
setengah telungkup, bagian berbaring pada abdomen
4.
Letakkan bantal di bawah kepala klien,
mempertahankan kelurusan yang tepat
5.
Letakkan bantal di bawah kepala klien,
bantal melebihi tangan sampai sikunya
6.
Letakkan bantal di bawah tungkai dengan
menyangga tungkai setinggi pinggul Lepas sarung tangan dan cuci tangan
C. Posisi Trandelenburg
![]() |
Definisi :
Posisi
trandelenburg adalah posisi klien yang berbaring di tempat tidur dengan bagian
kepala lebih rendah dari pada kaki.
Tujuan :
a.
Klien shock
b.
Klien hipotensi
c.
Untuk mempelancar peredaran darah ke
otak
Indikasi
:
a.
Klien dengan operasi di daerah perut
b.
Klien dengan hipotensi
c.
Klien dengan keadaan shock
Persiapan alat :
1.
Tempat tidur khusus yang dapat diatur
bawahnya
2.
Bantal kecil
3.
Gulungan handuk
4.
Sarung tangan jika perlu
5.
Footboard ( papan kaki )
Prosedur pelaksanaan :
1.
Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2.
Klien dalam keadaan berbaring, letakkan
bantal diantara kepala dan ujung tempat tidur klien dan berikan bantal dibawah
lipatan lutut
3.
Berikan balok penompang pada bagian kaki
tempat tidur atau atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki klien
D.
Posisi Dorsal Recumbent

De
finisi :


Posisi dorsal recumbent adalah klien yang
berbaring terlentang dengan kedua lutut fleksi ( di Tarik atau direnggangkan )
diatas tempat tidur.
Tujuan :
a. Untuk memeriksa genetalia seta proses
persalinan
b. Meningkatkan kenyamanan klien
c. Untuk
perawatan
Indikasi :
a. Klien
dengan pemeriksaan bagian pelvic, vagina, dan anus
b. Klien
dengan ketegangan pungung belakang
Persiapan alat :
1. Tempat
tidur standart
2. Bantal
kecil
3. Gulungan
handuk
4. Footboard
( papan kaki )
5. Selimut
klien
Prosedur pelaksanaan :
1. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
2. Cuci
tangan dan kenakan sarung tangan
3. Klien
dalam keadaan berbaring, pakaian bawah dibuka
4. Tekuk
lutut, renggangkan paha, telapak kaki menghadap ketempat tidur dan renggangkan kedua kaki
5. Pasang
selimut klien
6. Beritahu
bahwa tindakan sudah selesai
7. Cuci
tangan
E. Posisi Lithotomi
![]() |
Definisi :
Posisi lithotomi adalah klien yang
membaring telentang dengan mengangkat kedua kaki dan menariknya keatas bagian
perut.
Tujuan :
a. Untuk
memeriksa genetalia pada proses persalinan dan memasang alat kontraksepsi
b. Memudahkan
pemeriksaan daerah rongga panggul misalnya vagina dan rectum
Indikasi :
a. Pada
pemeriksaan genekologis
b. Untuk
menegakkan diagnose atau memberikan pengobatan terhadap penyakit pada uretra,
rectum, vagina, dan kandung kemih
Persiapan alat :
1. Tempat
tidur
2. Gulungan
handuk
3. Bantal
kecil
Prosedur pelaksanaan :
1. Jelaskan
prosedur yang akan dilakukan
2. Klien
dalam keadaan berbaring, kemudian angkat kedua paha dan Tarik kedua paha dan
Tarik kearah perut
3. Tungkai
bawah membentuk sudut 90’ terhadap paha
4. Letakkan
bagian lutut atau kaki pada tempat tidur khusus untuk posisi lithotomi
5. Pasang
selimut
6. Beritahu
tindakan sudah selesai
F. Posisi Supinasi
![]() |
Definisi :
Posisi supinasi adalah klien berbaring
terlentang dengan menyandarkan punggungnya agar dasar tubuh sama dengan
kesejajaran berdiri yang baik.
Tujuan :
a. Memfasilitasi
penyembuhan pada klien pembedahan
b. Klien
dengan kondisi sangat lemah atau koma
Indikasi :
a. Klien
dengan tindakan post anestesi atau pembedahan
b. Klien
dengan keadaan lemah atau koma
Persiapan alat :
1. Tempat
tidur
2. Bantal
kecil
3. gulungan
handuk
4. footboard
( papan kaki )
5. sarung
tangan
6. bantal
dan guling
prosedur pelaksanaan :
1. cuci
tangan dan kenakan sarung tangan
2. letakkan
klien dalam keadaan terlentang di tengah tempat tidur
3. letakkan
bantal di bawah kepala dan bahu
4. letakkan
bantal di bawah tungkai dari lutut hingga tumit
5. topang
telapak kaki klien menggunakan papan kaki
6. lepas
sarung tangan dan cuci tangan
G. Posisi Pronasi
![]() |
Definisi :
Posisi pronasi adalah posisi klien telungkup
berbaring dengan kepala miring ke salah satu sisi dan wajah yang menghadap ke
bantal.
Tujuan :
a. mencegah
fleksi dan kontraktur paa pinggang dan lutut
b. memberikan
ekstensi maksimal pada sendi lutut dan pinggang
Indikasi :
a. klien
yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
b. klien
dengan pemeriksaan pada daerah pantat atau punggung
persiapan alat :
1. tempat
tidur
2. bantal
3. gulungan
handuk
4. sarung
tangan jika perlu
prosedur pelaksanaan :
1. cuci
tangan dan kenakan sarung tangan
2. letakan
kien dala posisi terlentang
3. gulingkan
klien dan letakkan klien dengan posisi telungkup di tengah tempat tidur yang
datar
4. miringkan
kepala klien ke salah satu sisi dan disangga dengan bantal
5. letakkan
bantal dibawah kaki hingga lutut
6. lepaskan
sarung tangan dan cuci tangan
H. Posisi Lateral
![]() |
Definisi :
Posisi lateral adalah posisi klien
berbaring miring dimana klien bersandar kesamping dengan sebagian besar berat
tubuh berada pada pinggul dan bahu.
Tujuan :
a. mengurangi
komplikasi akibat imobilisasi
b. meningkatkan
rasa nyaman
c. mengurangi
lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik
Indikasi :
a. klien
yang beristirahat
b. penderita
yang mengalami kelemahan pasca operasi
c. klien
yang ingin tidur
Persiapan alat :
1. tempat
tidur
2. bantal
3. guling
4. sarung
tangan jika perlu
Prosedur pelaksanaan :
1. cuci
tangan dan kenakan sarung tangan
2. letakkan
klien dalam posisi trandelenburg
3. Tarik
tangan dan kaki klien hingga posisi klien miring
4. Letakkan
bantal dibawah kepala klien
5. Tarik
dan posisinya bahu bawah kedepan
6. Letakkan
bantal dibawah lengan atas
7. Letakkan
bantal dibawah paha dan tungkai sehingga ekstremitas bertumpu dengan permukaan
tempat tidur
8. Letakkan
guling di belakang punggung untuk menstabilkan posisi klien
9. Lepas
sarung tangan dan kenakan sarung tangan
I.
Posisi Genu Pectoral
![]() |
Definisi :
Posisi genu pectoral adalah posisi klien
menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada bagian alas tempat
tidur.
Tujuan :
a. Untuk
memeriksa daerah sigmoid, rectum, dan vagina
Indikasi :
a. Klien
dengan pemeriksaan dan pengobatan daerah sigmoid, rectum, dan vagina
b. Klien
hemoroid
Persiapan alat :
1. Tempat
tidur
2. Bantal
Prosedur pelaksanaan :
1. Cuci
tangan dan kenakan sarung tangan
2. Anjurkan
klien untuk posisi menungging dengan kedua kaki ditekuk dan dada menempel pada
Kasur tempat tidur
3. Letakkan
bantal dibawah kepala klien
5. Kembalikan
kepada posisi semula setelah prosedur selesai
6. Lepas
sarung tangan dan cuci tangan

Definisi :
Posisi othopenic adalah posisi klien duduk
dengan menyandarkan kepala pada penampang yang sejajar dada seperti pada meja.
Tujuan :
a. Untuk
membantu mengatasi masalah penafasan dengan memberikan ekspansi dada yang
maksimal
b. Membantu
klien yang mengalami masalah ekhalasi
Indikasi :
a. Klien
dengan sesak berat
b. Klien
yang tidak bisa tidur terlentang
Persiapan alat :
1. Tempat
tidur
2. Bantal
3. Gulungan
handuk
4. Sarung
tangan
5. Sandaran
kursi atau bantal besar
Prosedur pelaksanaan :
1. Cuci
tangan dan pakai sarung tangan
2. Naikkan
kepala bed 90 derajat
3. Letakkan
bantal dibawah kaki mulai dari lutut sampai tumit
4. Letakkan
bantal kecil diatas meja yang menyilang diatas bed
5. Letakkan
gulungan handuk dibawah masing – masing paha
6. Topang
telapak kaki klien dengan dengan menggunakan footboard ( papan kaki )
7. Lepaskan
sarung tangan dan cuci tangan
KONTRA INDIKASI
1.)
Posisi fowler :
Ø Fraktur
tulang pelvis, post operasi abdomen
Ø Fraktur
tulang belakang ( vertebra lumbalis )
2.)
Posisi sim’s :
Ø Klien
dengan kelainan sendi pada lutut dan panggul
3.)
Posisi trandelenburg :
Ø Pada
klien yang mengalami potensi peningkatan tekanan cranial
4.)
Posisi dorsal recumbent :
Ø Dilakukan
pada klien yang artritis karena terbatas untuk menekuk lutut dan punggul
5.)
Posisi lithotomi :
Ø Pada
klien yang mengalami artritis berat
6.)
Posisi supinasi :
Ø Pada
klien dengan sesak nafas
Ø Pada
klien dengan fraktur lumbal
7.)
Posisi pronasi :
Ø Tidak
disarankan pada klien yang bermasalah pada daerah servikal atau lumbal
Ø Klien
dengan masalah jantung atau pernafasan
8.)
Posisi lateral :
Ø Pada
klien yang mengalami sesak nafas
9.)
Posisi genu pectoral :
Ø Klien
dengan mengalami artritis
10.) Posisi othopenic :
Ø Klien
yang tidak bisa tidur terlentang